PENGHAMBAT PERKEMBANGAN KOPERASI
FAKTOR PENGHAMBAT PERKEMBANGAN KOPERASI
Pembangunan koperasi dapat diartikan sebagai proses perubahan yang menyangkut kehidupan perkoperasian Indonesia guna mencapai kesejahteraan anggotanya. Tujuan pembangunan koperasi di Indonesia adalah menciptakan keadaan masyarakat khususnya anggota koperasi agar mampu mengurus dirinya sendiri (self help).
Namun koperasi di Indonesia selama setengah abad lebih
kemerdekaannya, tidak menunjukkan perkembangan yang menggembiarkan. Koperasi
tidak tampak di permukaan sebagai “bangun perusahaan” yang kokoh dan mampu
sebagai landasan (fundamental) perekonomian, serta dalam sistem ekonomi
Indonesia, koperasi berada pada sisi marjinal.
Upaya pemulihan ekonomi koperasi tetap dalam posisi yang
termarjinalkan. Pemerintah sering bersuara lantang untuk memberdayakan
koperasi, tetapi tetap saja koperasi tidak terlihat peranan yang signifikan
dalam menyumbang perekonomian Indonesia. Yang berkembang hanyalah kuantitas
koperasi dan tidak terlihat perbaikan kualitasnya, baik mikro maupun makro
ekonomi.
Perkembangan koperasi masih menghadapi masalah-masalah baik
di bidang kelembagaan maupun di bidang usaha koperasi itu sendiri.
Masalah-masalah tersebut dapat bersumber dari dalam koperasi sendiri maupun
dari luar. Masalah kelembagaan koperasi juga dapat dikelompokkan dalam masalah
intern maupun masalah ekstern. Masalah intern mencakup masalah keanggotaan,
kepengurusan, pengawas, manajer, dan karyawan koperasi. Sedangkan masalah
ekstern mencakup hubungan koperasi dengan bank, dengan usaha-usaha lain, dan
juga dengan instansi pemerintah.
PENGHAMBAT DARI SISI KELEMBAGAAN KOPERASI
Masalah Internal :
1. Keanggotaan dalam Koperasi
Keadaan keanggotaan ditinjau dari segi kuantitas tercermin
dari jumlah anggota yang semakin lama semakin berkurang. Masalahnya kenggotaan
koperasi yang ada sekarang belum menjangkau bagian terbesar dari masyarakat.
Ditinjau dari segi kualitas masalah keaggotaan koperasi tercermin dalam :
a. Tingkat pendidikan mereka yang pada umumnya masih rendah
b. Ketrampilan dan keahlian yang dimiliki oleh para anggota
terbatas
c. Sebagian dari anggota belum menyadari hak dan kewajiban
mereka sebagai anggota. Kebanyakan anggota koperasi belum menyadari bahwa
koperasi merupakan suatu wadah usaha yang dimaksudkan untuk meningkatkan kegiatan
ekonomi dan kesejahteraan mereka. Sebaiknya dalam kelompok tersebut harus ada
tokoh yang berfungsi sebagai sebagai penggerak organisatoris untuk menggerakkan
koperasi kearah sasaran yang benar.
d. Partisipasi mereka dalam kegiatan organisasi juga masih
harus ditingkatkan. Apabila suatu koperasi mengadakan Rapat Anggota Tahunan
(RAT) banyak anggotanya yang tidak hadir. Akibatnya keputusan-keputusan yang
dihasilkan tidak mereka rasakan sebagai keputusan yang mengikat.
e. Banyaknya anggota yang tidak mau bekerjasama dan mereka
juga memiliki banyak utang kepada koperasi, hal ini menyebabkan modal yang ada
dikoperasi semakin berkurang.
2. Pengurus Koperasi
Dalam hal kepengurusan juga dihadapi kelemahan-kelemahan
yang sama. masalah yang menjadi penghambat berkembangnya koperasi dari sisi
pengurus adalah :
a. Pengetahuan , ketrampilan, dan kemampuan anggota pengurusnya
masih belum memadai
b. Pengurus belum mampu melaksanakan tugas mereka dengan
semestinya.
c. Pengurus kurang berdedikasi terhadap kelangsungan hidup
koperasi. Ini berarti bahwa kepribadian dan mental pengurus, pengawas, manajer
belum berjiwa koperasi sehingga harus diperbaiki lagi.
d. Pengurus kadang-kadang tidak jujur
e. Masih ada koperasi yang anggota pengurusnya kurang
berusaha untuk menigkatkan pengetahuan dan ketrampilannya. Kursus-kursus yang
diselenggarakan untuk pengurus koperasi sering tidak mereka hadiri.
f. Dalam kepengurusan koperasi sampai saat ini masih belum ada
pembagian tugas yang jelas.
g. Pengurus koperasi kebanyakan yang sudah lanjut usia dan
para tokoh masyarakat yang sudah memiliki jabatan ditempat lain, sehingga
perhatiannya terhadap koperasi berkurang.
h. Pegurus masih belum mampu berkoordinasi dengan anggota,
manajer, pengawas, dan instansi pemerintah dengan baik
3. Pengawas Koperasi
Anggota dari badan pengawas koperasi banyak yang belum
berfungsi. Hal ini di disebabkan oleh :
a. Kemampuan anggoota pengawas yang belum memadai, terlebih
jika dibandingkan dengan semakin meningkatnya usaha koperasi
b. Di pihak lain, pembukuan koperasi biasanya belum lengkap dan
tidak siap untuk diperiksa.
c. Pemeriksaan yang dilakukan oleh petugas koperasi sekunder
dan kantor koperasi juga belum banyak membantu perkembangan kemampuan anggota
pengawas ataupun peningkatan pembukuan koperasi. Pemeriksaan yang mereka
lakukan terutama mengarah pada kepentingan permohonan kredit.
Masalah Eksternal
- Iklim yang mendukung pertumbuhan koperasi belum selaras dengan kehendak anggota koperasi, seperti kebijakan pemerintah yang belem jelas dan efektif untuk koperasi, sistem prasarana, pelayanan, pendidikan, dan penyuluhan.
- Banyaknya badan usaha lain yang bergerak pada bidang usaha yang sama dengan koperasi.
- Kurangnya fasilitas-fasilitas yang dapat menarik perhatian masyarakat dan masih banyaknya masyarakat yang tidak mempercayai koperasi.
DARI SISI BIDANG USAHA KOPERASI
Masalah usaha koperasi dapat digambarkan sebagai berikut.
Ada koperasi yang manajer dan karyawannya belum memenuhi harapan. Di antara
mereka ada yang belum dapat bekerja secara profesional, sesuai dengan peranan
dan tugas operasi yang telah ditetapkan. Masih ada administrasi koperasi yang
belum menggunakan prinsip-prinsip pembukuan dengan baik. Sistem informasi
majemen koperasi mesih belum berkembang sehingga pengambilan keputusan belum
didukung dengan informasi yang cukup lengkap dan dapat diandalkan.
Di samping itu masih ada manajer yang kurang mempunyai
kemampuan sebagai wirausaha. Di antara mereka bahkan masih ada yang kurang
mampu untuk menyusun rencana, program, dan kegiatan usaha. Padahal mereka harus
memimpin dan menggerakkan karyawan untuk melaksanakan rencana, program, dan
kegiatan usaha yang ditentukan. Penilaian terhadap keadaan serta mengadakan
penyesuaian rencana, program, dan kegiatan usaha setiap kali ada perkembangan
dalam keadaan yang dihadapainya.
Dari sisi produksi, koperasi sering mengalami kesulitan
untuk memperoleh bahan baku. Salah satu bahan baku pokok yang sulit diperoleh
adalah modal. Dalam hal kualitas, output koperasi tidak distandardisasikan, sehingga
secara relatif kalah dengan output industri besar. dalam banyak kasus, output
koperasi (dan UKM) tidak memiliki keunggulan komparatif sehingga sulit untuk
dipasarkan.
Secara umum koperasi harus menghadapi kelemahannya sebagai
berikut :
- Pembinaan hubungan antara alat perlengkapan koperasi, khususnya antara pengurus dan manajer, yang masih perlu ditingkatkan. Hal ini antara lain mengingat perlunya koordinasi yang mantab dan pembagian tugas serta tanggung jawab yang jelas. Harus dihindarkan apabila ada pengurus yang mengambil wewenang manajer melaksanakan tugas operasional.
- Kebijaksanaan dan program kerja koperasi masih cenderung timbul sebagai prakarsa pemerintah. Program-program yang diarahkan untuk memenuhi kebutuhan anggota masih ada yang belum sepenuhnya dipadukan dengan program-program yang timbul dari prakarsa pemerintah. Keputusan koperasi yang mandiri masih belum dapat berkembang.
- Organisasi tingkat sekunder, seperti Pusat Koperasi dan Induk koperasi, tampak belum sepenuhnya dapat memberikan pelayanan kepada koperasi primer, khususnya meningkatkan kemampuan dalam bidang organisasi, administrasi, dan manjemen.
- Kerja sama koperasi dan lembaga non-koperasi telah ada yang berlangsung atas landasan saling menguntungkan antara kedua belah pihak. Tetapi, apabila kurang hati-hati dalam membinannya ada kerjasama yang cenderung mengarah pada hilangnya kemandirian koperasi.
- Kemampuan pemupukan modal usaha yang bersumber dari anggota dan hasil usaha koperasi, walaupun cukup memadai perkembangannya namun ternyata masih sangat terbatas.
- Dalam usaha memperoleh kredit dari bank, koperasi masih menghadapi kesulitan untuk memenuhi persyaratanyang ditentukan. Demikianlah, maka pemupukan modal koperasi walaupun cepat perkembangannya hasilnya masih terbatas juga.
- Keterpaduan gerak, pengertian, pembinaan, dan pengawasan terhadap gerakan koperasi dari berbagai instansi masih perlu ditingkatkan.
- Masalah lain yang dihadapi dalam pelaksanaan pembinaan koperasi pada tingkat perkembangan seperti sekarang ini adalah masih kurangnya petugas pembina koperasi, baik dalam jumlah maupun mutunya.
- Masalah permodalan, penguasaan teknologi, akses informasi, permasalahan pemasaran, dan perlindungan hukum.
- Kurangnya dana sehingga fasilitas-fasilitas yang sudah ada tidak dirawat, hal ini menyebabkan koperasi tertinggal karena kemajan teknologi yang sangat cepat.
KUNCI PEMBANGUNAN KOPERASI
Menurut Ace Partadiredja dosen Fakultas Ekonomi Universitas
Gajah Mada, faktor-faktor yang menghambat pertumbuhan koperasi Indonesia adalah
rendahnya tingkat kecerdasan masyarakat Indonesia.
Menurut Baharuddin faktor penghambat dalam pembangunan
koperasi adalah kurangnya dedikasi pengurus terhadap kelangsungan hidup
koperasi. Ini berarti bahwa kepribadian dan mental pengurus, pengawas, dan
manajer belum berjiwa koperasi sehingga masih perlu diperbaiki lagi.
Prof. Wagiono Ismangil berpendapat bahwa faktor penghambat
kemajuan koperasi adalah kurangnya kerja sama di bidang ekonomi dari masyarakat
kota. Kerja sama di bidang sosial (gotong royong) memang sudah kuat, tetapi
kerja sama di bidang usaha dirasakan masih lemah, padahal kerja sama di bidang
ekonomi merupakan faktor yang sangat menentukan kemajuan lembaga koperasi.
Ketiga masalah di atas merupakan inti dari masalah manajemen
koperasi dan merupakan kunci maju atau tidaknya koperasi di Indonesia. Untuk
meningkatkan kualitas koperasi, diperlukan keterkaitan timbal balik antara
manajemen profesional dan dukungan kepercayaan dari anggota. Mengingat
tantangan yang harus dihadapi koperasi pada waktu yang akan datang semakin
besar, maka koperasi perlu dikelola dengan menerapkan manajemen yang
profesional serta menetapkan kaidah efektivitas dan efisiensi. Untuk keperluan
ini, koperasi dan pembina koperasi perlu melakukan pembinaan dan pendidikan
yang lebih intensif untuk tugas-tugas operasional. Dalam melaksanakan tugas
tersebut, apabila belum mempunyai tenaga profesional yang tetap, dapat
dilakukan dengan bekerja sama dengan lembaga-lembaga pendidikan yang terkait.
Dekan Fakultas Administrasi Bisnis universitas Nebraska Gaay
Schwediman, berpendapat bahwa untuk kemajuan koperasi maka manajemen
tradisional perlu diganti dengan manajemen modern yang mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut:
a) semua anggota diperlakukan secara adil,
b) didukung administrasi yang canggih,
c) koperasi yang kecil dan lemah dapat bergabung (merjer)
agar menjadi koperasi yang lebih kuat dan sehat,
d) pembuatan kebijakan dipusatkan pada sentra-sentra yang
layak,
e) petugas pemasaran koperasi harus bersifat agresif dengan
menjemput bola bukan hanya menunggu pembeli,
f) kebijakan penerimaan pegawai didasarkan atas kebutuhan,
yaitu yang terbaik untuk kepentingan koperasi,
g) manajer selalu memperhatikan fungsi perencanaan dan
masalah yang strategis,
h) memprioritaskan keuntungan tanpa mengabaikan pelayanan
yang baik kepada anggota dan pelanggan lainnya,
i) perhatian manajemen pada faktor persaingan eksternal
harus seimbang dengan masalah internal dan harus selalu melakukan konsultasi
dengan pengurus dan pengawas
j) keputusan usaha dibuat berdasarkan keyakinan untuk
memperhatikan kelangsungan organisasi dalam jangka panjang,
k) selalu memikirkan pembinaan dan promosi karyawan,
l) pendidikan anggota menjadi salah satu program yang rutin
untuk dilaksanakan.
PERMASALAHAN UMUM DAN SOLUSINYA
Masalah yang dihadapi koperasi akan semakin meluas jika
tidak ditangani sesegera mungkin. Sebelum melakukan tindakan pemecahan masalah
langkah awal yang harus kita lakukan adalah menganalisa penyebab terjadinya
masalah. Setelah kita mengetahui akar permasalahannya dimana barulah kita dapat
melakukan langkah konkrit yang diharapkan dapat memecahkan masalah yang sedang
dihadapi. Dalam penyelesaian masalah ini dibutuhkan keterlibatan semua elemen
masyarakat baik pemerintah dan masayarakat itu sendiri.
Berikut ini masalah yang dihadapi koperasi secara umum dan
cara mengatasi permasalahan tersebut , yaitu :
1. Koperasi jarang peminatnya
Koperasi jarang peminatnya dikarenakan ada pandangan yang
berkembang dalam masyarakat bahwa koperasi adalah usaha bersama yang
diidentikkan dengan masyarakat golongan menengah ke bawah. Dari sinilah perlu
adanya sosialisasi kepada masyarakat tentang koperasi. Dengan adanya
sosialisasi diharapkan pengetahuan masyarakat tentang koperasi akan bertambah.
Masyarakat dapat mengetahui bahwa sebenarnya koperasi merupakan ekonomi rakyat
yang dapat menyejahterakan anggotanya. Sehingga mereka berminat untuk
bergabung.
2. Kualitas Sumber Daya yang terbatas
Koperasi sulit berkembang disebabkan oleh banyak faktor,
yaitu bisa disebabkan Sumber Daya Manusia yang kurang. Sumber daya manusia yang
dimaksud adalah pengurus koperasi. Seperti yang sering dijumpai, pengurus
koperasi biasanya merupakan tokoh masyarakat sehingga dapat dikatakan rangkap
jabatan, kondisi seperti inilah yang menyebabkan ketidakfokusan terhadap
pengelolaan koperasi itu sendiri. Selain rangkap jabatan biasanya pengurus
koperasi sudah lanjut usia sehingga kapasitasnya terbatas.
Perlu dilakukan pengarahan tentang koperasi kepada generasi
muda melalui pendidikan agar mereka dadat berpartisipasi dalam
koperasi.Partisipasi merupakan faktor yang penting dalam mendukung perkembangan
koperasi. Partisipasi akan meningkatkan rasa tanggung jawab sehingga dapat
bekerja secara efisien dan efektif.
3. Banyaknya pesaing dengan usaha yang sejenis
Pesaing merupakan hal yang tidak dapat dielakkan lagi,
tetapi kita harus mengetahui bagaimana menyikapinya. Bila kita tidak peka
terhadap lingkungan (pesaing) maka mau tidak mau kita akan tersingkir. Bila
kita tahu bagaimana menyikapinya maka koperasi akan survive dan dapat
berkembang.
Dalam menanggapi pesaing kita harus mempunyai trik – trik
khusus, trik – trik/ langkah khusus tersebut dapat kita lakukan dengan cara melalui
harga barang/jasa, sistem kredit dan pelayanan yang maksimum. Mungkin koperasi
sulit untuk bermain dalam harga, tapi hal ini dapat dilakukan dengan cara
sistem kredit, yang pembayarannya dapat dilakukan dalam waktu mingguan ataupun
bulanan tergantung perjanjian. Dengan adanya hal seperti ini diharapkan dapat
menarik perhatian masyarakat untuk menjadi anggota.
4. Keterbatasan Modal
Pemerintah perlu memberikan perhatian kepada koperasi yang
memang kesulitan dalam masalah permodalan. Dengan pemberian modal koperasi
dapat memperluas usahanya sehingga dapat bertahan dan bisa berkembang. Selain
pemerintah, masyarakat merupakan pihak yang tak kalah pentingnya, dimana mereka
yang memiliki dana lebih dapat menyimpan uang mereka dikoperasi yang nantinya
dapat digunakan untuk modal koperasi.
5. Partisipasi anggota
Sebagai anggota dari koperasi seharusnya mereka mendukung
program-program yang ada di koperasi dan setiap kegiatan yang akan dilakukan
harus melalui keputusan bersama dan setiap anggota harus mengambil bagian di
dalam kegiatan tersebut.
6. Perhatian pemerintah
Pemerintah harus bisa mengawasi jalannya kegiatan koperasi
sehingga bila koperasi mengalami kesulitan, koperasi bisa mendapat bantuan dari
pemerintah, misalnya saja membantu penyaluran dana untuk koperasi.Akan tetapi
pemerintah juga jangan terlalu mencampuri kehidupan koperasi terutama hal-hal
yang bersifat menghambat pertumbuhan koperasi. Pemerintah hendaknya membuat
kenijakan-kebijakan yang dapat membantu perkembangan koperasi.
7. Manajemen koperasi
Dalam pelaksanaan koperasi tentunya memerlukan manajemen,
baik dari bentuk perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan.
Karena hal ini sangat berfungsi dalam pengambilan keputusan tetapi tidak
melupakan partisipasi dari anggota.
Apabila semua kegiatan koperasi bisa dijalankan dengan baik
dan setiap anggota mau mengambil bagian di dalam kegiatan koperasi serta
perhatian pemerintah dapat memberikan motifasi yang baik, koperasi pasti dapat
berjalan dengan lancar.
DAFTAR SUMBER
Chaniago, Arifinal.1984. Perekonomian Indonesia. Bandung :
Penerbit Angkasa.
http://amaliamel2.blogspot.com/2010/10/masalah-koperasi-dan-cara-pemecahan.html
diakses pada tanggal 14 Oktober 2011
http://ayudwie.wordpress.com/2010/12/31/sejarah-masalah-ekonomi-koperasi/
diakses pada tanggal 14 Oktober 2011
http://bataviase.co.id/node/291293 diakses pada tanggal 14
Oktober 2011
http://ksupointer.com/pembangunan-koperasi-di-indonesia
diakses pada tanggal 14 Oktober 2011
http://liea02.wordpress.com/2011/01/11/faktor-yang-mempengaruhi-koperasi/
diakses pada tanggal 14 Oktober 2011
http://nty20.ngeblogs.com/2009/12/30/permasalahan-yang-dihadapi-koperasi-saat-ini-dan-solusinya/
diakses pada tanggal 14 Oktober 2011
http://rika-pransiska.blogspot.com/2009/12/persoalan-dan-pemecahan-masalah-yang.html
diakses pada tanggal 14 Oktober 2011
http://www.crayonpedia.org/mw/KOPERASI_DALAM_PEREKONOMIAN_INDONESIA_4.2_RETNO_HENY_PUJIATI#2._Kelemahan_koperasi_di_Indonesia
diakses pada tanggal 14 Oktober 2011
0 komentar: